Shalom
Saudara seiman perkenalkan nama
saya adalah Puspita Widyasari. Panggil saja saya Upit. Saat ini saya berumur 18
tahun. Saya adalah orang yang biasa saja hingga akhirnya cinta kasih dan
anugerah Tuhan Yesus melingkupi kehidupan saya. Dan hanya karena kasih dan
kemurahan hati Nya lah saat ini saya masih bisa bernafas dan menulis kesaksian
ini.
Saudaraku, ada begitu banyak
orang di dunia ini yang tidak seberuntung kita. Mereka tidak mempunyai
keluarga, tidak mempunyai anggota tubuh yang lengkap, atau bahkan mereka tidak
mempunyai harapan untuk hidup.
Sungguh karunia Yesus saya dapat
lahir di dunia ini dengan mempunyai orang tua yang begitu menyanyangi saya dan
juga saudara yang begitu mengasihi saya. Itu adalah mujizat Tuhan yang
terindah. Semasa kecil saya adalah anak yang terbilang sehat, sampai akhirnya
saya sering sakit. Pertama hanya sakit batuk biasa. Tapi lama kelamaan batuk
itu kian menjadi dan bertambah parah. Mama papa saya berusaha mencari tau
sebenarnya saya mengalami sakit apa. Pada akhirnya kami ke Surabaya dan
mendapati bahwa saya menderita bronchitis. Penyakit itu mengharuskan saya untuk
kontrol rutin ke dokter di Surabaya itu. Padahal saya tidak berdomisili di
Surabaya. Hal itu mengharuskan orangtua saya untuk mengantarkan saya ke sana
secara rutin. Saat itu saya sekitar duduk di bangku 4 SD kalau tidak 5 SD
tepatnya saya lupa. Yang pasti saat itu saya sangat gemuk, tapi karena penyakit
tersebut saya harus menjalani beberapa pantangan makanan dari dokter sehingga
tubuh saya semakin kurus dan kurus.
Pengobatan tersebut berlangsung
cukup lama dan bertahun – tahun. Saya pun harus bertahan dengan segala lelah
karena perjalanan ke Surabaya dan besoknya saya juga harus sekolah. Dengan umur
saya yang masih kecil, pulang sekolah langsung pergi Surabaya dan sampai rumah
sudah pukul 1 malam paginya saya harus langsung sekolah,kadang saya sampai
mengerjakan tugas sekolah di klinik dokter tersebut.
Suatu hari saya begitu merasa
lelah , tapi tidak tau mengapa yang biasanya begitu pulang dari Surabaya saya
langsung tidur pulas saat itu saya tidak ingin tidur. Saya masuk kamar tidur,
namun saya hanya berdiam diri. Saya tiba – tiba merasa hidup saya hanya
membebani mama papa saya. Mama papa saya bekerja sebegitu keras untuk
menghidupi kakak saya, saya, dan adik saya yang masih kecil. Dan saya hanya
bisa menghabiskan uang mereka gara – gara penyakit yang saya derita ini. Entah
mengapa saat itu saya yang biasanya jarang berdoa, saat itu saya mempunyai
kerinduan besar untuk berlutut pada Tuhan dan berdoa kepada Nya. Segera saat
itu juga saya berdoa dan menangis kepada
Tuhan kenapa saya seperti ini. Saya berkata pada Yesus “maafkan aku Bapa, ambillah
nyawaku. Kasihan mama papa, Yesus.” Berulang kali yang saya ucapkan hanya hal –
hal itu. Saya hanya membebani kedua orang tua saya. Saya menangis berjam –
jam,tapi anehnya dada saya tidak sesak sama sekali saat saya menangis. Biasanya
bahkan saat saya tidur saja dada saya bisa sesak dan nafas saya tersengal –
sengal.
Saya tidak mengatakan apa – apa
setelah malam itu kepada orang tua saya mengenai apa yang terjadi. Saya hanya
tetap rutin minum obat, membawa inhaler untuk asma kemana – mana, dan menjauhi
makanan2 yang dilarang seperti biasa. Tapi sekitar satu minggu setelah malam
itu, hal luar biasa terjadi pada hidup saya. Saya tidak merasa sesak di dada
sama sekali. Saya merasa tubuh saya sangat sehat. Tuhan Yesus memberikan saya
kesempatan untuk hidup. Tuhan Yesus memberi mujizat Nya yang sungguh luar biasa
besar dalam hidup saya. Saya tidak tau bagaimana Tuhan Yesus bekerja pada tubuh
saya. Yang saya tau Tuhan Yesus telah memberikan mujizat Nya yang begitu luar
biasa untuk saya dan keluarga saya. Tuhan Yesus memberikan saya kesembuhan.
Sampai umur saya 18 tahun penyakit tersebut tidak pernah kambuh, bahkan sekarang
saya tidak perlu membawa inhaler oksigen kemana – mana. Saya juga tidak perlu
takut untuk makan yang menjadi pantangan untuk penyakit saya. Tuhan Yesus
sungguh luar biasa. Ia lah kekuatan di hidup saya. Saya tidak pernah bisa jalan
sendiri. Terimakasih Yesus. Terimakasih atas segalanya. ampunilah aku Yesus
karena ku pernah berkata “ambillah nyawaku”.
kesaksian ini tidak terbatas hanya untuk yang beragama Kristen. namun untuk semua orang bukan dengan maksud yang aneh2. tapi hanya ingin menyampaikan apa yang kita percaya saat ini percayailah dengan penuh iman dan pengharapan, tapi tetap menghargai perbedaan. karena pada dasarnya kita semua adalah sama yaitu cinta damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar