Senin, 23 Januari 2012

kesaksianku waktu kecil


Shalom
Saudara seiman perkenalkan nama saya adalah Puspita Widyasari. Panggil saja saya Upit. Saat ini saya berumur 18 tahun. Saya adalah orang yang biasa saja hingga akhirnya cinta kasih dan anugerah Tuhan Yesus melingkupi kehidupan saya. Dan hanya karena kasih dan kemurahan hati Nya lah saat ini saya masih bisa bernafas dan menulis kesaksian ini.
Saudaraku, ada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak seberuntung kita. Mereka tidak mempunyai keluarga, tidak mempunyai anggota tubuh yang lengkap, atau bahkan mereka tidak mempunyai harapan untuk hidup.
Sungguh karunia Yesus saya dapat lahir di dunia ini dengan mempunyai orang tua yang begitu menyanyangi saya dan juga saudara yang begitu mengasihi saya. Itu adalah mujizat Tuhan yang terindah. Semasa kecil saya adalah anak yang terbilang sehat, sampai akhirnya saya sering sakit. Pertama hanya sakit batuk biasa. Tapi lama kelamaan batuk itu kian menjadi dan bertambah parah. Mama papa saya berusaha mencari tau sebenarnya saya mengalami sakit apa. Pada akhirnya kami ke Surabaya dan mendapati bahwa saya menderita bronchitis. Penyakit itu mengharuskan saya untuk kontrol rutin ke dokter di Surabaya itu. Padahal saya tidak berdomisili di Surabaya. Hal itu mengharuskan orangtua saya untuk mengantarkan saya ke sana secara rutin. Saat itu saya sekitar duduk di bangku 4 SD kalau tidak 5 SD tepatnya saya lupa. Yang pasti saat itu saya sangat gemuk, tapi karena penyakit tersebut saya harus menjalani beberapa pantangan makanan dari dokter sehingga tubuh saya semakin kurus dan kurus.
Pengobatan tersebut berlangsung cukup lama dan bertahun – tahun. Saya pun harus bertahan dengan segala lelah karena perjalanan ke Surabaya dan besoknya saya juga harus sekolah. Dengan umur saya yang masih kecil, pulang sekolah langsung pergi Surabaya dan sampai rumah sudah pukul 1 malam paginya saya harus langsung sekolah,kadang saya sampai mengerjakan tugas sekolah di klinik dokter tersebut.
Suatu hari saya begitu merasa lelah , tapi tidak tau mengapa yang biasanya begitu pulang dari Surabaya saya langsung tidur pulas saat itu saya tidak ingin tidur. Saya masuk kamar tidur, namun saya hanya berdiam diri. Saya tiba – tiba merasa hidup saya hanya membebani mama papa saya. Mama papa saya bekerja sebegitu keras untuk menghidupi kakak saya, saya, dan adik saya yang masih kecil. Dan saya hanya bisa menghabiskan uang mereka gara – gara penyakit yang saya derita ini. Entah mengapa saat itu saya yang biasanya jarang berdoa, saat itu saya mempunyai kerinduan besar untuk berlutut pada Tuhan dan berdoa kepada Nya. Segera saat itu juga  saya berdoa dan menangis kepada Tuhan kenapa saya seperti ini. Saya berkata pada Yesus “maafkan aku Bapa, ambillah nyawaku. Kasihan mama papa, Yesus.” Berulang kali yang saya ucapkan hanya hal – hal itu. Saya hanya membebani kedua orang tua saya. Saya menangis berjam – jam,tapi anehnya dada saya tidak sesak sama sekali saat saya menangis. Biasanya bahkan saat saya tidur saja dada saya bisa sesak dan nafas saya tersengal – sengal.
Saya tidak mengatakan apa – apa setelah malam itu kepada orang tua saya mengenai apa yang terjadi. Saya hanya tetap rutin minum obat, membawa inhaler untuk asma kemana – mana, dan menjauhi makanan2 yang dilarang seperti biasa. Tapi sekitar satu minggu setelah malam itu, hal luar biasa terjadi pada hidup saya. Saya tidak merasa sesak di dada sama sekali. Saya merasa tubuh saya sangat sehat. Tuhan Yesus memberikan saya kesempatan untuk hidup. Tuhan Yesus memberi mujizat Nya yang sungguh luar biasa besar dalam hidup saya. Saya tidak tau bagaimana Tuhan Yesus bekerja pada tubuh saya. Yang saya tau Tuhan Yesus telah memberikan mujizat Nya yang begitu luar biasa untuk saya dan keluarga saya. Tuhan Yesus memberikan saya kesembuhan. Sampai umur saya 18 tahun penyakit tersebut tidak pernah kambuh, bahkan sekarang saya tidak perlu membawa inhaler oksigen kemana – mana. Saya juga tidak perlu takut untuk makan yang menjadi pantangan untuk penyakit saya. Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Ia lah kekuatan di hidup saya. Saya tidak pernah bisa jalan sendiri. Terimakasih Yesus. Terimakasih atas segalanya. ampunilah aku Yesus karena ku pernah berkata “ambillah nyawaku”.



kesaksian ini tidak terbatas hanya untuk yang beragama Kristen. namun untuk semua orang bukan dengan maksud yang aneh2. tapi hanya ingin menyampaikan apa yang kita percaya saat ini percayailah dengan penuh iman dan pengharapan, tapi tetap menghargai perbedaan. karena pada dasarnya kita semua adalah sama yaitu cinta damai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar