Selasa, 07 Februari 2012

Jika Aku Menjadi


Sekitar 3 hari yang lalu, aku melihat sebuah acara televisi di stasiun swasta sejenis reality show. Biasanya aku jarang liat acara seperti itu. Tapi saat itu aku melihat kejadian yang sangat menggugah hatiku. Begini ceritanya:
Di suatu desa ada seorang anak perempuan kecil yang tinggal bersama seorang wanita tua yang nota bene kemampuan ekonomi mereka di bawah rata – rata. Perempuan kecil itu tetap bersekolah walaupun dengan fasilitas buku alat tulis menulis dan transport seadanya.
Wanita tua itu di umurnya yang sudah di penghujung usia, tetap semangat bekerja walaupun kesehatannya menurun. Tidak lain semangat bekerjanya ialah karena ingin memenuhi kebutuhan dari seorang anak perempuan ini. (pertamanya aku pikir wanita tua itu adalah neneknya,namun ternyata,.,.,.,.)
Pada pertengahan acara, anak tersebut mengatakan bahwa wanita tua itu bukanlah neneknya melainkan “mbok”nya dalam kata lain “pengasuhnya waktu kecil”. Hatiku langsug tersentak mendengarnya. Bagaimana bisa seorang anak kecil tinggal bersama orang lain yang sudah se “sepuh” itu yang nota bene bukan sanak saudaranya. Lalu dimana ibunya????
Anak itu kembali bercerita bahwa justru ibunya lah yang mengusirnya dari rumah, lalu “mbok”nya itulah yang merawatnya dan membawanya ke rumah “mbok”nya itu.
Miris mendengarnya ada ibu yang setega itu.
Setelah ditanya lagi “apakah kamu tidak dendam pada ibumu?”. Anak itu dengan polosnya menjawab “tidak kak”. “kenapa dek?”. “karena aku takut DOSA kak”
Begitu mulia hati anak ini,.,.,.
Sekarang bagaimana dengan saya dengan kita yang memiliki orang tua yang masih mengijinkan kita untuk tinggal di rumahnya yang masih mengijinkan kita untuk mendengarkan omelan2 mereka. Namun kita malah dendam dan ingin pergi dari rumah karena kita merasa benar dan sudah dewasa. Tidak bisakah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki?? Karena kadang ada orang lain yang sangat mengharapkan apa yang telah kita miliki saat ini,.,. tidak bisakah kita berhenti mengeluh??? Tidak bisakah kita untuk sejenak merenungi berkat apa saja yang telah kita terima dari Tuhan?? Tidak bisakah kita mengingat betapa berharganya kedua orang tua kita??
Karena sekarang aku menyadari kejadian yang dialami oleh anak itu sedikit mirip dengan apa yang ku alami saat aku kecil. Namun aku kembali ke pangkuan ibuku sampai saat ini, berkat nenekku (nenekku asli) dan “mbok”ku (pengasuhku waktu kecil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar